OPERA BATAK


Opera Batak Sebagai Taeter Nasionalis
Jhon Fawer Siahaan
Opera Batak merupakan sebuah teater tradisi masyarakat Batak Toba. yang pernah mengalami masa kejayaan sekitar tahun 20-an sampai tahun 80-an teater ini sempat merajai hiburan panggung rakyat, namun sekarang Opera Batak seolah mati suri karena berbagai tantangan munculnya media televisi dan radio menyebabkan teater ini harus menekan pahit, dimana banyak group teater Opera Batak harus tutup dan tidak mampu bersaing dengan media televisi.
Padahal Opera Batak merupakan sebuah media kritis untuk pendidikan rakyat karena dalam setiap lakon Opera Batak lebih menekankan muatan moral kepada generasi muda dan kembali menanamkan kembali nilai-nilai kearifan lokal.

Menilik Sejarah
Opera Batak muncul sekitar tahun 20-an lewat Tilhang Parhasapi yakni seorang pengembala kerbau dari Sitamiang Samosir. Tilhang Parhasapilah sebagai cikal bakal Opera Batak di tanah Batak yang memulai pertunjukannya dari rumah-kerumah, akibat bakat Tilhang dan kepandaianya memainkan kecapi. Hal inilah yang mendorong masyrakat bahkan pada awal karirnya Tilhang memulai pertujukannya lewat pesanan dari rumah ke rumah.
Tilhang Parhasapi tidaklah hanya sendiri melankan ada dua orang sahabatnya yang menemaninya setiap penampilan yakni Pinpin Butar-butar dan Adat Raja Gultom, lambat laun penampilan Tilhang Parhasapi semakin digemari masyrakat, sehingga muncul niatan Tilhang untuk menambah personilnya dan alat musik yang dimainkan.
Lambat laun penampilan dalam Tilhang Parhasapi ditambahi lakon, nyanyi, dan tari, namun pada saat itu ada keunikan tersendiri dalam permainan Opera batak masa silam dimana Pemain Opera Batak dulu hanya laki-laki, karena suatu hal yang tabuh jika Perempuan ikut bermain Opera Batak. Mau tidak mau aktor laki-laki harus disulap menjadi pemeran wanita.
Opera Batak lahir ketika masa Kolonial sehingga Opera Batak selalu di intervensi oleh Pihak Belanda baik dari segi penamaan group seperti Tilhang Batak Hindia Tonell, Tilhang Tonell Gezelschap. Tetapi meskipun demikian Tilhang Tetap mempertahankan Opera Batak dan memeberikan sumbangsih yang cukup besar terhadap perjuangan bangsa karena banyak karya Tilhang yang memunculkan kembali semangat nasionalis untuk mengusir Penjajah.
Setelah Indonesia diduduki oleh Jepang Opera Batak Tilhang dibah dengan nama Sandiwara Asia Timur Raya, dan dipaksa memerankan lakon berupa cerita masayrakat Jepang, namun Tilhang menolak dan melarikan diri Karena dia tidak mau Opera Batak hanya dijadikan sebagai alat Propoganda jepang. Setelah Indonesia Merdeka Tilhang Mengisi kemerdekaan dan berjuang Lewat seni.
Banyak prestasi yang diraih Tilhang Pada masa kejayaanya sewaktu Soekarno menjadi Presiden Indonesia Opera Batak pernah tampil di istana kepresidenan, hal inilah yang mengukukan bahwa Opera Batak sebagai gerakan nasionalis maka pada masa Orde Baru Opera Batak pernah ingin tampil di Malaysia namun ditolak karena Opera Batak sering disebut gerakan Sukarnois
Namun setelah paska Tilhang dan sekitar tahun 80-an, Opera Batak harus menekan Pahit akibat munculnya media elektronik seperti televisi dan radio, Opera Batak tidak lagi menjadi Tontonan yang menarik, tetapi Mati suri Opera Batak tidak lepas dari minimnya Peranan Pemerintah dalam melestarikannya, dan Pajak yang ditanggung pada setiap perunjukan Opera Batak begitu Tinggi sekitar 30% belum lagi banyaknya pengutipan liar, sehingga Group Opera Batak banyak yang yidak mampu Bertahan dan bangkrut.
Harapan Ke Depan
          Opera Batak sebagai teater tradisi perlu dilestarikan sebagai kekayaan budaya yang kelak bisa mempertahankan kembali nilai-nilai moral yang mulai hialng, dan kembali hadir sebagai media kritis kepada masyarakat. Dan kembali mengetengahkan cerita lokal sehingga cerita lokal batak tidak habis di telan masa.
Perlunya kembali regenerasi dalam Opera Batak dengan harapan pemerintah turut serta berpartisipasi dan ikut membantu sebab persoaln bangsa sekarang ini adalah persoalan minimnya pengetahuan akan budaya. Generasi sekarang adalah generasi yang tidak mengerti akan budaya sehingga banyak yang salah arah, maka untuk itu Opera batak sebagai teater tradisi dan kekayaan bangsa Indonesia khususnya masyarakat Batak.
**penulis pengiat budaya aktif di komunitas mahasiswa pecinta sejarah

Komentar

Postingan Populer