JERIT ANAK KOS
CERPEN
Inong kirimanku kurang……
Jhon Fawer Siahaan
Inong
uang yang kamu kirim kemarin telah habis semua belum lagi seminggu uang itu
telah habis, aku telah mencoba untuk seirit mungkin sesuai dengan pesan yang
selalu kau ingatkan kepadaku, hidup
dikota ini tak seperti hidup dikampung yang bisa serba gratis tapi disini
sangat jauh berbeda, memang uang yang kmu kirim setiap bulannya sudah cukup
besar tetapi untuk hidup dikota ini itu sangatlah kecil. Mungkin dikampung uang
sebesar itu sudah bisa kita pakai untuk makan dalam berbulan-bulan.
inong
bulan ini tugasku sangat banyak, sehingga aku kadang tak sempat untuk
mengabarimu tentang keadaanku, bahkan makan pun aku kadang lupa, tapi memang
itu tak lepas dari keadaanku yang serba pas-pasan, meskipun aku ahir-ahir ini
aku hanya makan dua kali sehari itu bukan karena malas tapi itu semua kusengaja
hanya untuk bagaimana uang yang kmu kirim cukup bertahan dalam dua minggu. Dan
minggu berikutnya entah darimana lagi aku mendapatkan uang untuk bertahan
hidup.
Memang
pernah inong bilang supaya aku mencari kegiatan sampingan demi membutuhi
kebutuhanku minimal uang jajanku lepas, sesuai dengan bisikan orang lain
kepadamu, bahwa sianu anak tetangga seberang bisa kuliah sambil kerja, tapi itu
dulu sekarang sudah lain sekarang untuk mencari pekerjaan itu sudah sangat
susah, memang dulu mencari pekerjaan itu dulu bukanlah yang begitu sulit, tapi
apa mama tidak pernah mendengar bahwa tamatan sarjana pun sudah sangat susah
mencari lapangan pekerjaan, apalagi seperti aku ini hanya tamatan SMA, dan
masih duduk dibangku kuliah, tak banyak yang bisa menerimaku untuk sebuah
pekerjaan.
Kadang
aku harus terpengaruh dengan kawan-kawanku, tapi itu semua kulakukan bagaimana
supaya aku dilihat tidak terlalu kolot dan kampungan bagi teman sebayaku, tapi
ketika aku harus mengikuti kawan-kawanku aku harus mengeluarkan uang juga yang
tidak lain dari uang yang inong kirim tiap bulanya, maka tidak mengherankan aku
harus terlilit dengan utang-utang untuk kawan-kawanku, kadang uang yang kmu
kirim habis dalam waktu sejam saja, karena utang-utangku yang tersebar
dimana-mana.
Maaf
seribu maaf mungkin aku tak hanya sekali berbohong kepadamu, aku sering
berbohong untuk beli itu, beli itu, karena utangku yang terlalu banyak, tapi
itu kulakukan bukan karena niatku tapi karena aku tersesak dan tak tahu lagi
aku harus bagaimana, kadang aku malu karena utangku telah ada dimana-mana, aku
sering termenung dikala senja dan aku harus berdiam diri dikost sendirian dan
teman-temanku bepergian semua. Tuk kali ini aku ingin berbohong lagi, tapi aku
tak tega ketika aku harus mengingatku bekerja banting tulang hanya untuk aku,
kadang engkau lupa untuk makan, engkau terlalu irit dan tak pernah memikirkan
kesehatanmu.
Engkau
memang untuk usiamu saat ini engkau hanya banyak istirahat, dan merawat
kesehatanmu tetapi karena aku engkau harus pontang-panting kesana kemari demi
sepeser rupiah, demi kirimanmu tiap bulannya, mama mungkin gara-gara aku engkau
harus dikejar-kejar bulan sehingga tidurmu pun tak pernah tenang, demi memikirkan
apa bulan ini dan bulan depan, engkau tak pernah menabung bahkan untuk membeli
susu untukmu, kau tak mampu.
Aku
kadang tak tahu bagaimana, engkau berkerja satu harian penuh, tapi aku hanya
duduk disini, kadang demi mengejar bulananku panas maupun hujan kmu jalani
tanpa istirahat, mama mungkin kau kurus hanya memikirkan aku saja dan harapan
aku bisa kelak jadi berhasil, sehingga engkau bekerja tanpa kenal lelah.
Inong
kali ini aku ingi bercerita lagi
denganmu dari tahun kemarin sampai tahun ini kirimanku tak pernah bertambah
malah kian tahun kian berkurang, apa memang inong tidak tahu BBM sudah naik
berapa kali, tapi aku tak tega untuk menceritakannya kepadamu karena aku sudah
cukup membuatmu terlalu capek, aku kadang harus ingin bercerita denganmu supaya
kiriman yang inong kirim selalu saja kurang, tapi sampai saat ini aku tak cukup
berani untuk menyatakan itu. Tapi biarlah apa yang kamu berikan aku harus
syukuri, aku yakin ketika rejekimu melimpah kau akan memberikan sebanyak
mungkin, engkau pastinya tak ingin melihat aku jauh dari ketinggalan dengan
teman sebayaku.
Disatui
sisi engkau sangat berbangga karena engkau mampu menyekolahkanku, tapi disisi
lain kau mungkin harus bekerja keras tanpa mengenal lelah. Mungkin kau sangat
berharap aku akan anak yang berhasil nantinya sehingga dalam setiap doamu pun
engkau tak pernah lupa menyebutkanku.
Inong
hari ini uangku kurang, aku mau minta inong menambahi kirimanku. Aku memang
selalu salah aku mengingatku ketika uangku sudah habis, aku hanya bisa minta
dan meminta, entah sampai kapan aku berhenti meminta darimu, aku selalu merepotkanmu
hingga kadang tidurmu pun tak pernah pulas.
Inong
kali ini aku akan berusaha bagaimana supaya aku bisa membantumu sedikit, demi
sedikit supaya beban inong berkurang memang dari dulu aku telah memikirkan itu,
tapia aku selalu gagal, inong aku ingin sekali inong untuk menjengukku supaya
aku bisa bercerita denganmu, tetapi engkau terlalu sibuk dengan pekerjaanmu
hanya demi aku hingga mulai aku bersekolah disini engkau tak sekalipun menjengukku,
inong aku memang ingin pulang untuk menemuimu ketempat engkau membesarkanku
tapi aku sudah sibuk, itu semua karena aku ingin sekali ingin membantumu.
*inong merupakan panggilan bagi
orang tua perempuan bagi suku batak toba
**Penulis aktif di komunitas
mahasiswa pecinta sejarah ( KoMPaS)
Komentar
Posting Komentar