HUTITCA
Hutitca
(Huling-Huling Atca) Sebuah Kenangan
*Jhon
Fawer Siahaan
Hutitca
merupakan sebuah teka-teki dalam Batak Toba permainannya
persis seperti tebak-tebakkan atau lebih dikenal dengan teka-teki yang sekarang bisa dikatakan hampir punah dan
tidak ada lagi. munculnya televisi dan
perkembangan teknologi membuat permainan ini seolah habis di telan masa.
Padahal hutitca merupakan tradisi lisan yang diturunkan secara turun temurun
secara lisan.
Historis
Sebelum
perkembangan media teknologi bahwa hutitca merupakan sebuah permainan yang
cukup mengasikkan terlebih harus menguji kemampuan intelektual kita dalam
berpikir dan mengingat, permainan hutitca bukan semacan permainan yang tertulis
tetapi di lisankan, memang permainan hutitca juga tidak hanya berkembang di
tanah batak melainkan di melayu ada cerita yang cukup terkenal terkait dengan
teka-teki misalnya cerita pak belalang.
Di
Batak sendiri permaian hutitca bukan hanya permainan anak-anak tetapi segala
unsure baik yang tua baik yang dewasa, sebagai bukti peninggalan huticta dalam
politik yakni pada cerita kekalahan kerajaan jau terhadap raja toba hanya
karena permainan teka-teki (hutitca).
Konsep
Hutitca
Hutitca adalah permainan antara dua kubuh atau lebih yang
saling melontarkan pertanyaan antara yang satu dan yang lain, hutitca sering
dipakai sebagai media komunikasi, bahkan pada jaman dulu perkenalan kaum lelaki
dengan perempuan sering memakai hutitca sebagai awal perkenalan, jika si
laki-laki mampu menjawab hutitca yang dilontarkan siperempuan maka mereka dapat
berkenalan lebih jauh lagi.
Misalnya si A dan Si B melakukakan permainan hutitca.
Sebagai awal pertama jika sia menyatakan Hutitca makan si B menjawab dengan
Atca, berikut ini salah satu contoh hutitca yang penulis masih tetap ingat
dalam bahasa batak toba.
A:
Hutitca
B:
Atca
A:
namahua ipon mi, aha namasa disi (alusna ingkon sarupa)
B:
dang huboto
A:
namahua ipon mi (ropang lima), aha namasa disi (ro panglima), jadi alusna
ropang lima.
Contoh lain
A:
hutitca
B:
Atca
A:aha
na diallang munai, sadia dao sian medan tu siantar (alusna ingkon sarupa)
B:
suhat ( aha nadiallang muani jawabna suhat, sadia dao sian medan tu siantar :
suhat)
Kondisi
Kekinian
Melihat kondisi sekarang bahwa hutitca hampir tidak
ditemukan lagi, padahal hutitca sebagai media komunikasi antara sesama yang
dapat menguji kemampuan berpikir seseorang, dan merupakan kearifan lokal, maka
untuk itu perlunya kembali kearifan lokal ini ditanamkan kembali supaya tidak
pudar lewat muatan lokal di sekolah-sekolah.
Dan perlu kembali untuk diteliti huticta jaman dahulu
yang masih bisa dikumpulkan untuk menjadi dokumentasi sebagai warisan bagi
generasi mendatang, sebab hutitca merupakan tradisi lisan dari mulut kemulut
yang hanya bermodalkan ingatan. Patut disayangkan bahwa minta menulis suku
batak snagt minim dan banyak tradisi yang mulai hilang hal itu disebabkan
karena hanya bersumber dari tardisi lisan, dan pendokummentasian yang kurang.
Maka untuk itu sudah saatnya generasi mudah untuk menulis dan kembali
mendokumentasi kearifan-kearifan lokal yang sudah mulai hilang.
*penulis
alumni jurusan sejarah aktif dalam diskusi budaya dan di komunitas mahasiswa
pecinta sejarah
Komentar
Posting Komentar