AYO MUDIK KE KAMPUNG HALAMAN
AYO MUDIK KE KAMPUNG
SALATIGA, RIMANEWS -- Mudik ke kampung halaman adalah sebuah tradisi tahun di Indonesia setiap hari raya Idul Fitri. Tak perduli segala kesulitan dan tantangan selama mudik, dari mulai berdesak-desakan dan berjejal-jejalan di angkutan umum atau terjebak kemacetan sepanjang jalan, yang namanya hari raya lebaran tidaklah afdol jika tidak mudik. Memang kerinduan kepada kampung halaman adalah sesuatu yang universal sehingga para penyair Kumandang Sastra pun merasakannya dan menuangkannya dalam puisi. Namun kenyataan tentang kampung halaman tak selalu seindah bayangan selama satu tahun penuh menanti mudik. Seringkali kampung halaman telah berubah banyak dan tidak senyaman waktu dulu. Sehingga kenyataan pahit ini pun tertuang dalam beberapa puisi di bawah ini. Semoga puisi-puisi kali ini mewakili perasaan kerinduan Anda pada kampung halaman, mengingatkan Anda pada kampung halaman dan orang-orang tercinta yang mungkin masih tinggal di sana, atau mencerminkan keprihatinan Anda tentang kampung halaman yang telah berubah. Semoga berkenan. Salam sastra! (Neny Isharyanti, penyunting)
==========================================================
=IBU UUN
MUDIK
aku ingin mudik
tapi kemana?
untuk siapa?
tapi kemana?
untuk siapa?
aku sudah tak punya kampung,
orang tua sudah tiada
yang ada hanya kenangan
ketika mudik dulu.....
orang tua sudah tiada
yang ada hanya kenangan
ketika mudik dulu.....
dulu untuk ibu aku pulang
dulu untuk bapak aku datang
kubawa oleh oleh cerita tentang
penderitaan yang kupendam
tentang harapan yang tak kunjung padam
untuk membangun rumah impian
tapi sampai kini tak kesampaian
dulu untuk bapak aku datang
kubawa oleh oleh cerita tentang
penderitaan yang kupendam
tentang harapan yang tak kunjung padam
untuk membangun rumah impian
tapi sampai kini tak kesampaian
mudik.......memang asyik.
=NINA KARMILA
KABAR (2)
Ibu,
hujan telah jatuh di sini
daun pertama telah tumbuh di ladang-ladang jagung
pipit-pipit mencericit riang di tepi padang ilalang
sawah-sawah penuh bencah
berkilau di sinari mentari pagi
meski, mawar liar belum lagi mekar
tampak tunas merah muda
mulai muncul di ketiak daun yang lama
hujan telah jatuh di sini
daun pertama telah tumbuh di ladang-ladang jagung
pipit-pipit mencericit riang di tepi padang ilalang
sawah-sawah penuh bencah
berkilau di sinari mentari pagi
meski, mawar liar belum lagi mekar
tampak tunas merah muda
mulai muncul di ketiak daun yang lama
Ibu,
aku rindu
aku rindu
-Binjai, 22 Agustus 2012
=CHUPPY AFIANI
SUNGKEM
kampung mertua
ada di balik gunung gunung dan seberang selat sunda
panggilan rindu membuatku datang mengunjungi dan sungkem padanya
meski,
ku marah pada anaknya
ada di balik gunung gunung dan seberang selat sunda
panggilan rindu membuatku datang mengunjungi dan sungkem padanya
meski,
ku marah pada anaknya
-kampung mertua 2012
=MUHAMMAD RINALDY
DI PERTEMUAN KAMPUNG-KAMPUNG
langit yang lama memendam kerinduan akhirnya lunglai juga. ia jatuh hati pada pribadi yang sama
di saat yang sama; kampung sebelah lama sekali memendam kerinduan
akan hadirnya sesosok hati,
; tiap kampung dikiriminya undangan, 'bagi siapa saja yang menemukan atau melihat atau bahkan mengenal dengan sangat baik sesosok rindu, harap memberi tahu. akan ada imbalan berlimpah bagi yang bisa (?)'
di saat yang sama; kampung sebelah lama sekali memendam kerinduan
akan hadirnya sesosok hati,
; tiap kampung dikiriminya undangan, 'bagi siapa saja yang menemukan atau melihat atau bahkan mengenal dengan sangat baik sesosok rindu, harap memberi tahu. akan ada imbalan berlimpah bagi yang bisa (?)'
lembah hati tak jauh dari istana cinta, berdiam seorang petapa. masyarakat menyebutnya kata-kata
dengan kanuragan puitis, ia mampu menerbangkan dewi cinta. seperti cahaya matahari yang berkilau-kilau
bulan bintang juga memujanya!
dengan kanuragan puitis, ia mampu menerbangkan dewi cinta. seperti cahaya matahari yang berkilau-kilau
bulan bintang juga memujanya!
di ruang perjumpaan, ia bertemu sesosok ranum. mahkota istana kata stempel
yang menempel di dekat hatinya. sebelahnya ada denyut petapa itu
berdetak setiap hembusan nafas. akan kah terakhir,
sambung kedua matanya yang telah menjelma sekuntum bunga harum, seharum kampung-kampung yang kini menjadi akrab
dan menyatu menjadi bunga-bunga.
yang menempel di dekat hatinya. sebelahnya ada denyut petapa itu
berdetak setiap hembusan nafas. akan kah terakhir,
sambung kedua matanya yang telah menjelma sekuntum bunga harum, seharum kampung-kampung yang kini menjadi akrab
dan menyatu menjadi bunga-bunga.
-2012
=TJIPTAADI IMAN RESOATMODJO
NING NGISOR PAPRINGAN
ngisor papringan krasa tentrem kayoman
kana kae tapel wates desaku
nggonku mapan karo rama sibu
nanging saiki aku adoh ing paran
kana kae tapel wates desaku
nggonku mapan karo rama sibu
nanging saiki aku adoh ing paran
tapel wates desaku katon ing wewayangan
rasa kangen milara tan kinira
ing mripat luh mili ora krasa
bali ndesa isih mung pangangen-angen
rasa kangen milara tan kinira
ing mripat luh mili ora krasa
bali ndesa isih mung pangangen-angen
-kalikepuh
22/08/2012
17:49
22/08/2012
17:49
=AYANO ROSIE
PULANG KAMPUNG
jalan makin dekat pada penghujung
kecerahan alam penghijau makin terasa segar
sesegar kilauan permadani di sepanjang jalan ini
kelokkelok jalur pematang
hiburkan jiwa yang merindu
kecerahan alam penghijau makin terasa segar
sesegar kilauan permadani di sepanjang jalan ini
kelokkelok jalur pematang
hiburkan jiwa yang merindu
puncakpuncak pegunungan memusara di sepanjang figura
aku tahu
inilah sambutan alam untuk kuj
ajaran pagoda bermula kebiruan
dan memenangkan kehijauan dalam dekapan mata
semilir angin terasa segar
menandakan penghujung makin eratkan raga
aku tahu
inilah sambutan alam untuk kuj
ajaran pagoda bermula kebiruan
dan memenangkan kehijauan dalam dekapan mata
semilir angin terasa segar
menandakan penghujung makin eratkan raga
kelopakelopak awan memutih
sapisapi pengembala berdendang
menari bersama ilalang dan kicauan burung pipit
menghiasinya di sepanjang harmoni alama
sapisapi pengembala berdendang
menari bersama ilalang dan kicauan burung pipit
menghiasinya di sepanjang harmoni alama
ku tahu
ini sambutanmu padaku
pada jiwa yang mendendam
pada raga yang merindu
dan penantian akan segera berujung
ini sambutanmu padaku
pada jiwa yang mendendam
pada raga yang merindu
dan penantian akan segera berujung
semua berdendang
menari,bernyanyi,dan
kehangatan segerakan menghujamiku
pada pelukan bunda
pada hangat kasih ayah
dan
semua yang menantikanku....
menari,bernyanyi,dan
kehangatan segerakan menghujamiku
pada pelukan bunda
pada hangat kasih ayah
dan
semua yang menantikanku....
-Strowberry Makassar,2 0110408
=ADI ROSADI
SEMBURAT SURYAKENCANA
: kampung kelahiran
: kampung kelahiran
rahasia kawah yang memukau
tak menghalangi pandang mata
pada warna yang berpadu sempurna
di semburatmu yang ranum, megah
menyimbak nuansa cakrawala yang berkilau
dan aku seketika tenggelam dalam fatamorgana
yang membias dalam kebanggaanku
sebagai anak tanah suryakencana
kurebahkan tubuh di sisi dahan yang mengembun
kutengadahkan wajahku
kureguk segala keindahan
syahdu angin berdesir di telingaku
hingga luruh dalam sukmaku
tak menghalangi pandang mata
pada warna yang berpadu sempurna
di semburatmu yang ranum, megah
menyimbak nuansa cakrawala yang berkilau
dan aku seketika tenggelam dalam fatamorgana
yang membias dalam kebanggaanku
sebagai anak tanah suryakencana
kurebahkan tubuh di sisi dahan yang mengembun
kutengadahkan wajahku
kureguk segala keindahan
syahdu angin berdesir di telingaku
hingga luruh dalam sukmaku
-Cjr, 2012
=SUSILANING SETYAWATI
PUISI ALA KAMPUNG
menyusuri kampungku
menyusuribuluh-buluhbambu
di tepi sungai terhenang kenang
sehala permainan disitu
segala jenis buah yang selalukita cari
dan kita lari dari kejaran pemilik pohon
dengan kumis melintang berkecak pinggang
mulutnya memanjang
menyusuribuluh-buluhbambu
di tepi sungai terhenang kenang
sehala permainan disitu
segala jenis buah yang selalukita cari
dan kita lari dari kejaran pemilik pohon
dengan kumis melintang berkecak pinggang
mulutnya memanjang
menyuruh anak-anak pergi
mengusir mereka bagai burung - burung di sawah
mengusir mereka bagai burung - burung di sawah
ini lagu para pemetik buah
sawo belimbing dan jamu dersana
dalam pesta kitalah kalong-kalongnya
sawo belimbing dan jamu dersana
dalam pesta kitalah kalong-kalongnya
inilah lagu pengusir burung
di gubuk tengah sawah
dengan hentakan kaleng
lagu pengusir burung
pergilah - perhilah...sisakan bulir bernas
untuk lumbung kami
di gubuk tengah sawah
dengan hentakan kaleng
lagu pengusir burung
pergilah - perhilah...sisakan bulir bernas
untuk lumbung kami
inilah lagu ala kampung
Ayam kampung diburu
untuk hidangan di spesialmu
terhidang untuk wisata kulinermu
kampung yang menampung segala
genangan air tenang
dianatara pokok-pokok bambu
tersimpan kidung ala kampung
Ayam kampung diburu
untuk hidangan di spesialmu
terhidang untuk wisata kulinermu
kampung yang menampung segala
genangan air tenang
dianatara pokok-pokok bambu
tersimpan kidung ala kampung
-Sragen ,2012
KANG RIBOET GONDRONG
KAMPUNG TANPA KOKOK AYAM
kampungku kampung tanpa kokok ayam
sejak kandang-kandang ayam diubah menjadi
petak-petak kandang manusia
berdinding seadanya
berlantai seperlunya
beratap apa saja
yang penting kepala tak bocor
lantaran dilontar batu
sejak kandang-kandang ayam diubah menjadi
petak-petak kandang manusia
berdinding seadanya
berlantai seperlunya
beratap apa saja
yang penting kepala tak bocor
lantaran dilontar batu
kampungku kampung tanpa belukar
sejak ladang-ladang kami
ditanami beton-beton baja
hampir tak bercelah
sejak ladang-ladang kami
ditanami beton-beton baja
hampir tak bercelah
ini bukan jakarta
tetapi sumpeknya hampir serupa
ini kampungku
kampung tanpa kokok ayam
tetapi sumpeknya hampir serupa
ini kampungku
kampung tanpa kokok ayam
-Pekalongan, 22 Agustus 2012
=AYU ALFIAH JONAS
KAMPUNG HALAMAN
Tuhan,
Tolong tunjukkan!
Di halaman berapa,
Kampungku kini berada?
Tolong tunjukkan!
Di halaman berapa,
Kampungku kini berada?
Lenyapnya semua padi
Lelapnya segala tradisi
Di halaman mana,
Kampungku akan terbaca?
Lelapnya segala tradisi
Di halaman mana,
Kampungku akan terbaca?
Buku takdirmu
Betapa menguak rindu
Betapa menguak rindu
Aku sungguh berceceran malu
Tak ada cerita menakjubkan
Untuk setiap keingintahuan
Dari hilangnya kampung halamanku
Tak ada cerita menakjubkan
Untuk setiap keingintahuan
Dari hilangnya kampung halamanku
=WDWIDYA SUSANNA
GEMPITA HATI
Ada apa serupa bermuram
Kiranya lecut di hati, pedih dalamkan luka
Kata apa yang bisa bermakna
Ketika suara tertahan enggan menggema
Dari mereka yang terbuang di tanah ini
Kiranya lecut di hati, pedih dalamkan luka
Kata apa yang bisa bermakna
Ketika suara tertahan enggan menggema
Dari mereka yang terbuang di tanah ini
Gerangan siapa yang akan datang
Bawa hati robek nan berlubang
Tabuh gendang tulikan dengar
Dan teriakku: kampungku tak ada lagi!
Meski hujan masih bisa membasahi tapi semua hilang terganti
Bawa hati robek nan berlubang
Tabuh gendang tulikan dengar
Dan teriakku: kampungku tak ada lagi!
Meski hujan masih bisa membasahi tapi semua hilang terganti
Sungguh rinduku merana
Merana
Melihat kampung serupa kota
Tak kutemu kerbau dan sapi
Tak kudengar nyanyi padi-padi
Reriak kali entah dimana kini
Aku berdiri di bekas kampungku
Tak berjajar lagi sepuh emas petani
Tapi
kuda dan kereta besi berbaris menyilau nurani
Merana
Melihat kampung serupa kota
Tak kutemu kerbau dan sapi
Tak kudengar nyanyi padi-padi
Reriak kali entah dimana kini
Aku berdiri di bekas kampungku
Tak berjajar lagi sepuh emas petani
Tapi
kuda dan kereta besi berbaris menyilau nurani
-(22.8.12)
=JHON FAWER SIAHAAN
Dulu tak Pernah Berkesudahan
Pernahkah aku mendengar kicauan burung bersahut dengan alunan sungai
Pernahkah kau minum setenguk air tanpa di masak
Pernah kau merasa tak pernah lapar
Semua disana
Tak akan pernah lapar dan tak pernah kurang
Tak ada ada polusi
Masihkah kau ingin mengotorinya
Negeri kaya dan luhur
Masihkah mereka masih membangun gedung tinggi, dan pabrik-pabrik
Apakah yang mereka cari
Dulu kami tak pernah berkesudahan
Sekarang sudah mulai sudah
Pernahkah aku mendengar kicauan burung bersahut dengan alunan sungai
Pernahkah kau minum setenguk air tanpa di masak
Pernah kau merasa tak pernah lapar
Semua disana
Tak akan pernah lapar dan tak pernah kurang
Tak ada ada polusi
Masihkah kau ingin mengotorinya
Negeri kaya dan luhur
Masihkah mereka masih membangun gedung tinggi, dan pabrik-pabrik
Apakah yang mereka cari
Dulu kami tak pernah berkesudahan
Sekarang sudah mulai sudah
-Lumbanbage (Tapanuli Utara), 220820012.
=RIZADIAN ADHA
KAMPUNGKU
kampungku dulu adalah altar dunia
sembah sujud dan doa hiasan pelosoknya
kala gundah mengepung, aku teringat kampung
di sana ada janji kedamaian abadi pun pada tarian perang
... wajar saja kerinduan menggunung
sembah sujud dan doa hiasan pelosoknya
kala gundah mengepung, aku teringat kampung
di sana ada janji kedamaian abadi pun pada tarian perang
... wajar saja kerinduan menggunung
kampungku kini tak lagi sama
sembah sujud dan doa menumpuk di sudut, melapuk
kunjungan terakhirku seminggu lalu dan hanya bertemu galau
yang sedang gelisah tanpa riuh canda penghuni kampung
mereka sedang berdebat seru saling kecam saling tuding
padahal hanya tentang beda traktor dan tenggala
sembah sujud dan doa menumpuk di sudut, melapuk
kunjungan terakhirku seminggu lalu dan hanya bertemu galau
yang sedang gelisah tanpa riuh canda penghuni kampung
mereka sedang berdebat seru saling kecam saling tuding
padahal hanya tentang beda traktor dan tenggala
namun rinduku selalu sama:
menggunung dari hari ke hari
bahkan ketika kenyataan tak lagi wangi, diusik busuk
bangkai zaman. ya, rinduku tetap sama, ingin menutup akhir cerita
di pelukan kampungku yang altar dunia
menggunung dari hari ke hari
bahkan ketika kenyataan tak lagi wangi, diusik busuk
bangkai zaman. ya, rinduku tetap sama, ingin menutup akhir cerita
di pelukan kampungku yang altar dunia
-2012
=ROMANSA CITA
KAMPUNG HALAMAN YANG INDAH |812
Dulu saat pulang kampung di Jogyakarta,
seminggu terasa lama, sepi menyengat hari-hari,
seminggu terasa lama, sepi menyengat hari-hari,
setelah empat puluh tahun berlalu kampungku begitu indah
udara sejuk, semua orang ramah,
ada damai menyusur tiap tanah selalu tersenyum segar
bebas polusi dan hiruk pikuk rebutan rejeki,
udara sejuk, semua orang ramah,
ada damai menyusur tiap tanah selalu tersenyum segar
bebas polusi dan hiruk pikuk rebutan rejeki,
lalu,
telah sampai pada angan yang jatuh terpegang erat,
menghiasi dinding terlapis kampung halaman,
di lereng gunung merapi tempat tinggalku terakhir
menghiasi dinding terlapis kampung halaman,
di lereng gunung merapi tempat tinggalku terakhir
di desa Pakem kurajut karya-karya seni sampai akhir hayat,
kutulis dari relung paling dalam di batu gunung,
“hidup sampai kapanpun harus bisa bermanfaat bagi sesama”
an kampungku telah memberi kekuatan,
hidupku sangat bahagia.
kutulis dari relung paling dalam di batu gunung,
“hidup sampai kapanpun harus bisa bermanfaat bagi sesama”
an kampungku telah memberi kekuatan,
hidupku sangat bahagia.
-22812
==========================================================
==========================================================
TENTANG KUMANDANG SASTRA
*) Kumandang Sastra (atau disingkat KuSas) didirikan di RRI Semarang oleh Victor Roesdianto atau Kak Roes, panggilan akrabnya, dan melakukan siaran perdana pada tanggal 29 Maret 1967. Sejak tahun 2005, KuSas dikemas dengan format yang berbeda yaitu lebih menekankan menjaring para penulis pemula dengan tujuan agar mereka berani menulis apapun yang mereka ingin tulis (khususnya puisi) tanpa ada rasa ketakutan untuk salah. Sejak munculnya Facebook, anggota KuSas semakin bertambah dan meluas dengan dibentuknya grup yang memungkinkan anggota grup untuk mempublikasikan puisinya tidak hanya melalui ajang pembacaan puisi di radio tetapi juga melalui dinding grup di Facebook.
PARA PENYAIR (dalam urutan abjad)
*) AYANO ROSIE Lahir di Cakke-Enrekang, Sulsel, pada tanggal 22 desember. Mulai menulis puisi sejak SMA tapi hanya sampai pada buku harian, lalu diterbitkan di Facebook sejak 2010. Pernah meluncurkan antologi bersama " Indonesia Berkaca" tahun 2011 dan satu karyanya diterbitkan di berita mingguan Singapura tertanggal 6 Mei 2012
*) AYU ALFIAH MUNTAZ Alumnus Insitut Tehnologi Surabaya ( ITS ) Jurusan Tehnik Informatika. Menulis puisi sebagai panggilan jiwa dan juga memberi kepuasan batin. Saat ini bekerja dan tinggal Di Jakarta.
*) CHUPPY AFIANI Bernama asli Peppy Afiani, lahir di Jakarta 27 Juni. Lulusan YAI jurusan Ekonomi Managemen dan menulis pusi sejak SMP lewat majalah dinding. Sehari-hari berprofesi sebagai ibu rumah tangga yang bermukim di Bekasi sambil menulis puisi.
*) IBU UUN Penulis bernama asli Tien Kartinah Sri Samodraningsih. Pendidikan semacam D1 Sekretaris jaman dulu di ABA Jurusan Bahasa Inggris. Bersuamikan Un Sumantri oleh sebab itu kemudian dipanggil Ibu Uun. Mulai menulis sejak kelas 1 SMP di Pedoman Remaja asuhan Pak Rosihan Anwar, mengirimkan puisi ke RRI Jakarta, dan menjadi pemasok dongeng anak-anak ke RRI Banjarmasin,bahkan jadi pembawa ceritanya sekalian selama 3 bulan.
*) JHON FAWER SIAHAAN Terlahir di Tapanuli Utara. Alumni jurusan pendidikan sejarah UNIMED ini sekarang tinggal di Medan, Sumatera Utara.
*) KANG RIBOET GONDRONG Pemilik nama asli Ribut Achwandi, adalah juga seorang kolumnis, penulis naskah drama dan juga pegiat dan praktisi seni sastra di Pekalongan. Puisi-puisinya dimuat di sejumlah antologi, saat ini menjadi dosen di UNIKAL lulusan Sastra Indonesia UNNES sedang menempuh pendidikan Magister Sastra UNDIP.
*) MUHAMMAD RINALDY Akrab dipanggil Aldy atau Adi. Bermukim di Jl. P. Antasari, no. 127, 14 ilr, Palembang, Sumatra Selatan.
*) RIZADIAN ADHA Lahir di Padang puluhan tahun silam. Sekarang berdomisili di Bengkulu. Sering gatal-gatal jika disebut seniman dan penyair. Lebih memilih kenyamanan sebagai penikmat sastra Indonesia, dulu, kini dan nanti.
*) ROMANSA CITA Penulis bernama asli Thomas Saptoadji. Terlahir 27 September 1955. Berpendidikan terakhir S1 Manajemen dan menulis puisi karena hobi sejak SMA th 1972. Menulis Puisi secara effectif sejak buka facebook tahun 2010 s/d sekarang. Kegiatan terakhir saat ini terlibat dalam rangka proses penerbitan Buku Puisi, dengan judul 1001 PUISI CINTA PENUH MAKNA, terdiri 1000 puisi yang di tulis 9 orang dan akan dirilis di bulan Oktober di Resto Pawon nDeso. Sehari-hari mengelola Resto Pawon nDeso, Jl. Kabupaten no 96 Km 1 Nogotirto Sleman Jogyakarta, D’lite Resto dan The Passion Reflexologi Jl. Jogonegaran No 55E/F Jogyakarta.
*) SUSILANING SETYAWATI Terlahir di Sragen pada tanggal 05 November. Menulis ketika mulai kuliah di Majalah kampus sebagai redaksi Majalah "Motivasi". Ikut bergabung dalam teater PERON Surakarta dan ikut gabung dalam RSP (Revitalisasi Sastra Pedalaman). Puisi dan cerpennya mulai tahun 90-an tersebar di berbagai koran di Jateng dan DIY.
*) WDWIDYA SUSANNA Penulis bernama asli Susana Widyaningsih, kelahiran 10 September 1984. Lulusan jurusan Sastra Indonesia, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.
*) ADI ROSADI dan NINA KARMILA pada saat penerbitan belum memasukkan bio.
=============================================
*) Puisi-puisi ini dipilih dan disunting seperlunya oleh NENY ISHARYANTI, salah satu administrator di grup penyair Kumandang Sastra di Facebook. Selain sebagai editor, peran lain yang dilakoninya adalah sebagai penulis puisi dengan sebuah buku antologi puisi "Sajak Rindu di Negeri Itu" (2012) dan blog kumpulan puisihttp://nenyizm.wordpress.com/. Sedang di dunia nyata, masih tercatat sebagai mahasiswa pasca sarjana di University of Melbourne, Australia; dosen di Universitas Kristen Satya Wacana, Salatiga; serta sesekali menjadi penyanyi dan penggerak diskusi di beberapa forum.(Wrh/RIMA)
sumber: http://www.rimanews.com/read/20120822/73045/ayo-mudik-ke-kampung
sumber: http://www.rimanews.com/read/20120822/73045/ayo-mudik-ke-kampung
Komentar
Posting Komentar