Pasca Pertunjukan di Jerman: PLOt PERSIAPKAN BEBERAPA AGENDA KE DEPAN

Pusat Latihan Opera Batak atau PLOt telah kembali ke tanah air pada 12 November 2013 lalu setelah disambut di Jerman dengan pertunjukan yang berjudul “Perempuan Di Pinggir Danau”. Garapan yang ditulis dan disutradarai Lena Simanjuntak ini tampil di dua tempat di sana, yakni: Rautenstrauch –Joest Museum (RJM), Koeln pada 2 November dan di Mision Haus VEM, 6 November. Tampil di RJM menjadi spesifik karena bersamaan dengan acara “Batak Tag” atau Hari Batak. Warga Indonesia yang tergabung dalam Batak Diaspora berdatangan dari Eropa, khususnya kota-kota penting di Jerman sehari sebelum acara. Acara Batak Diaspora dihadiri dan dibuka oleh Damos Agusman, Konsulat Jenderal dari Frankfurt untuk mewakili Pemerintah Indonesia. Sampai pertunjukan “Perempuan di Pinggir Danau” mulai pukul 18.00 waktu setempat tokoh-tokoh penting Jerman juga hadir, salah satunya mantan Duta Besar Jerman untuk Indonesia Dr. Heinrich Seemann. Sebelum pertunjukan dengan gaya Opera Batak itu dimulai beliau memberikan ceramah dialog interkultural Indonesia dan Jerman. Tokoh-tokoh lainnya pada siang hari terlibat dalam seminar untuk beberapa topik tentang Geopark Danau Toba, 150 Tahun Hubungan Jerman dan Tanah Batak, Perkembangan Politik di Sumatera Utara, dan workshop singkat tentang tortor. Materi acara dalam “Batak Tag” sangat padat sejak pukul 10.00 waktu setempat pada hari itu. RJM adalah satu-satunya museum etnologi di negara bagian Jerman yang disebut dengan singkatan biasa NRW. Acara “Batak Tag” dimotori oleh Lembaga Jerman – Indonesia atau DIG yang diketuai oleh Karl Merttes.

Khusus melalui pertunjukan “Perempuan di Pinggir Danau” PLOt telah mempersiapkan keberangkatan lebih dari satu tahun. Dua tahun sebelumnya PLOt sudah diminta DIG untuk bisa tampil di Jerman dengan mengirimkan undangan. Namun pada tahun 2013 ini baru bisa disanggupi dengan berbagai upaya. Upaya pertama adalah membalas surat undangan resmi DIG dengan menyatakan kesanggupan sesuai dengan kuota 7 (tujuh) orang yang disampaikan dari Jerman. Kemudian menjadi 9 (sembilan) orang karena ada permintaan pribadi Manguji Nababan untuk ikut dan menyanggupi biaya transportasi Indonesia – Jerman serta permintaan kepada Lena Simanjuntak sebagai penulis dan sutradara untuk melibatkan Laire Siwi mentari untuk manager produksi dan sekaligus sebagai tour guide ke Jerman. Tujuh orang dari tim utama PLOt adalah Thompson Hs, Ojax Manalu, Nomi Sagala, Rinda Turnip, Edi Tua Nainggolan, Hari Anita, dan Alister Nainggolan. Ketujuh orang ini berperan ganda sebagai pemain, penari, dan pemusik.
Pihak DIG menyanggupi semua kebutuhan selama berada di Jerman, kecuali transportasi menuju ke sana. PLOt akhirnya membuat upaya kedua dengan mengadakan roadshow atau pertunjukan keliling di Sumatera Utara dan Jawa. Tujuan roadshow ini untuk mencari dukungan dana dari berbagai pihak, termasuk pemerintah lokal dan pusat. Pemerintah pusat melalui Kemendikbud membiayai membiayai 5 orang dari dari tim dan dari lokal Sumatera Utara (pribadi Gubsu, Badan Investasi Sumut, Disbudparsu) untuk hitungan transportasi Indonesia – Jerman 3 orang. Roadshow sendiri dipastikan belum sanggup menghasilkan dana untuk keberangkatan, meskipun pertunjukan menjual tiket. Dana hasil roadshow menyanggupi pengeluaran produksi, karena 30-an orang terlibat dalam roadshow di Indonesia harus ditanggung. Seandainya roadshow tidak dilakukan mungkin keberangkatan PLOt ke Jerman cukup memperjuangkan 7 orang saja. Namun karena “Perempuan di Pinggir Danau” sekaligus sebagai kampanye tema maka roadshow memberikan efek penting untuk isu ekologis secara khusus sekitar Danau Toba. Tema yang diusung naskah yang sudah diterbitkan Penerbit Kata Kita Yogyakarta itu adalah masalah air, perempuan, dan lingkungan dengan latar belakang Danau Toba. Buku “Perempuan Di Pinggir Danau” terbit dengan 4 bahasa (Inggris, Jeerman, Indonesia, Batak Toba) dan aksara Batak varian Toba.

Perjuangan “Perempuan di Pinggir Danau” merupakan salah satu diplomasi kebudayaan melalui Opera Batak. Opera Batak telah direvitalisasi sejak tahun 2002 dan PLOt meneruskan pengembangan program tersebut sejak 2005. Banyak pihak telah terlibat dalam program revitalisasi. Satu per satu disampaikan secara terbuka selama roadshow di Indonesia. PLOt sebagai pengembang revitalisasi itu juga telah menyerap perhatian generasi muda untuk terlibat dalam pelatihan dan produksi pertunjukan. Untuk itu PLOt mengucapkan banyak terima kasih kepada pihak-pihak yang terlibat dalam program revitalisasi dan pengembangannya. Selama roadshow di Indonesia kami sampaikan ucapan terima kasih sepenuhnya kepada Selsun, Kemendikbud RI, Harian Batak Pos Bersinar, harian Sinar Indonesia Baru, Harian Analisa, Media Indonesia, Harian Grup Kompas, Tempo, Gubernur Sumut, Badan Investasi Sumut, Disbudparsu, Harian Waspada, Harian Mimbar Umum, Yakoma PGI, Universitas Kristen Indonesia, Pimpinan Pusat HKBP, Keuskupan Agung Medan, Taman Budaya Sumatera Utara, Selsun, Astakona, Semenda, Air in Art, Sotardok, Ars Dance Theater, Veneta Refill, Jannes Silaban, Humatob Siantar – Simalungun, TB Silalahi Center, Hot Pangidoan Panjaitan Padepokan Bagong Kusudiarja, Taman Budaya Jawa Tengah, Darapati, Barbara Brouwer, Tigor Tampubolon, Aishah Basar, Jenda Bangun, Pdt. Anna Pangaribuan, Joyce Tobing, Cerman Simamora, Tumpak Hutabarat, dan lain-lain yang tidak dapat kami sampaikan satu per satu.
Sampai produksi yang dibawa ke Jerman, PLOt masih bekerja dengan sebuah tim yang muncul dari proses 2005. Tahun 2008 PLOt telah terdaftar secara hukum dalam bentuk perhimpunan untuk memastikan kemungkinan bentuknya ke depan. Tuntunan bentuk hukum yang sekarang masih dimotori tim kerja bayangan karena sumber daya manusia untuk pengorganisasian belum ketemu. PLOt masih eksis dalam pelatihan dan pertunjukan. Kalau “bubar” suatu saat memang karena tidak ada sama sekali organisator ulungnya. Demikian yang bisa dievaluasi sepulang dari Jerman sambil mempersiapkan sejumlah rekomendasi ke depan. Dua di antaranya sudah mempunyai modal awal, yaitu: roadshow lanjutan “Perempuan Di Pinggir Danau” dan Penulisan buku tentang Opera Batak. (relis pers – Dirtektur Artistik PLOt).


Komentar

Postingan Populer