GEOBIKE CALDERA TOBA
Kawasan
Danau Toba merupakan situs sejarah dunia sekaligus
salah satu keajaiban dunia. Oleh karena itu wajib dijaga dan dilestarikan
sepanjang masa. Dari segi geografis, geologi, budaya dan sosial, Kawasan Danau
Toba memiliki karakteristik yang unik dan berbeda dengan ekosistem daratan
rendah dan sistem ekologi daerah lainnya.
Kawasan Danau Toba merupakan sebuah
kawasan daerah tangkapan air yang sangat vital bagi kehidupan warga di Provinsi
Sumatera Utara. Ratusan aliran sungai dari 7 kabupaten diseputar Kawasan Danau
Toba bermuara ke Danau Toba. Dikelilingi perbukitan, pegunungan, hutan, dan
hamparan daerah pertanian sehingga menciptakan keseimbangan iklim yang alamiah.
Debit air yang keluar dari outlet Sungai Asahan jelas terbukti sebagai pembangkit tenaga listrik (PT. Inalum) yang bertenaga besar dan masih banyak aliran sungai lainnya yang bisa dimanfaatkan sebagai tenaga pembangkit listrik. Memiliki potensi beberapa jenis pertambangan, dll.
Debit air yang keluar dari outlet Sungai Asahan jelas terbukti sebagai pembangkit tenaga listrik (PT. Inalum) yang bertenaga besar dan masih banyak aliran sungai lainnya yang bisa dimanfaatkan sebagai tenaga pembangkit listrik. Memiliki potensi beberapa jenis pertambangan, dll.
Demikian juga dari segi budaya, memiliki
beragam budaya dan seni karena dihuni beberapa etnik suku Batak (Batak Toba,
Batak Karo, Batak Simalungun, dan Batak Pakpak). Kabupaten Samosir dengan
Sianjur Mula-Mula-nya dibawah Gunung Pusuk Buhit yang diyakini banyak orang
Batak sebagai asal-muasal Si Raja Batak.
Danau Toba sebagai salah satu tujuan pariwisata mancanegara di dunia memilki karakteristik yang unik dan menakjubkan, sangat kaya dan beragam variasi wisata yang dapat dikembangkan sebagaimana dikenal di daerah lainnya.
Danau Toba sebagai salah satu tujuan pariwisata mancanegara di dunia memilki karakteristik yang unik dan menakjubkan, sangat kaya dan beragam variasi wisata yang dapat dikembangkan sebagaimana dikenal di daerah lainnya.
Antara lain: keindahan alam, wisata alam,
berbagai perlombaan di atas danau, wisata budaya, wisata rohani, dll. Tidak
berlebihan bila dianalogikan ”Kawasan Danau Toba Sorga Yang Membumi”.
Ada pepatah Batak menyatakan : ” Unang ma
mate ho molo ndang dope diliati ho Tao Toba” (Janganlah tinggalkan dunia
ini sebelum Anda mengelilingi Danau Toba ).
Keunggulan komparatif Danau Toba adalah
sebagai daerah parawisata, tetapi bagaimana didukung dengan likungan hidup yang
baik dan sehat, sosial dan budaya yang berbasis budaya lokal, kearifan lokal,
menyejahterakan rakyat dan menjamin kehidupan yang berkelanjutan. Memuliakan
Bumi Dengan Mensejahterakan Masyarakat. Oleh karena itu Kawasan Danau Toba
membutuhkan pembenahan, pengelolaan yang komprehensip dan keterpaduan berbagai
pihak. Hanya dengan niat, motivasi, dan keterpaduanlah inilah diharapkan Kawasan
Danau Toba dapat diandalkan sebagai daerah wisata yang dikagumi, diunggulkan
dan bermanfaat bagi warga Dunia. Kalau tidak, Danau Toba hanyalah kenangan
sejarah saja.
Pada tahun 2010 Presiden RI telah
mengeluarkan Perpres dengan menetapkan Kawasan Danau Toba sebagai Kawasan
Strategis Nasional. Dalam kerangka itu juga sudah ada rencana tata ruang yang
khusus untuk itu. Pada tanggal 27 Maret tahun
2014 Presiden RI juga telah menandatangani
parasasti GEOPARK KALDERA TOBA menjadi
geopark nasional, dimana doseernya sudah diterima UNESCO dengan baik. Kita yakin pada tahun 2015 ini UNESCO
telah menetapkannya menjadi anggota GGN UNESCO.
Ini tentu suatu kemajuan perhatian Negara terhadap pengelolaan Kawasan
Danau Toba ke depan dimana selama ini terkesan dilupakan, akan tetapi adalah
hal yang wajar bila elemen-elemen yang memberi perhatian terhadap Danau Toba masih dibarengi rasa wanti-wanti karena masih
wait and see apa perencanaan pembangunan yang akan dilakukan oleh Pemerintah
kedepan.
Di sisi lain, paska reformasi di Indonesia
terutama sejak terjadinya ”Tragedi Bali”, kepariwisataan di Danau Toba
terus-menerus merosot – tidak bangkit-bangkit dan tidak bergairah. Keadaan ini
tentu menimbulkan implikasi luas terhadap kepariwisataan di Danau Toba,
kesejahteraan rakyat dan devisa negara.
Dalam
perspektif parawisata, public memahami bahwa daerah parawisata di Kawasan Danau
Toba cenderung hanya dikenal di daerah Parapat, Tuk-tuk, Tomok, padahal berdasarkan beberapakali penelusuran yang
Kami lakukan baik dengan keliling lewat air maupun darat ternyata masih banyak
area di seputaran Kawasan Danau Toba yang sangat strategis untuk dikembangkan
kedepan, seperti di Samosir, di Tobasa, Muara, Bakkara, Tipang, Tigaras, Haranggaol, Tongging, Paropo, Silalahi dll yang selama ini terkesan dilupakan
penataan dan pengembangnya sebagai destinasi parawisata. Disisi lain, Kawasan
Danau Toba disebut sebagai daerah
pariwisata yang dapat diunggulkan secara nasional dan internasional, namun dalam
realitasnya masyarakat kurang menikmati dampak pariwisata tersebut yang
terkesan hanya dinikmati pemiliki hotel, restoran, pememilik kapal. Hal ini
tentu tidaklah terlepas dari minimnya
publikasi terkait potensi area-area di sekitar Danau Toba yang terpusat pada
beberapa daerah saja.
Dilatarbelakangi hal inilah Kami melihat adalah
sangat strategis dilakukannya kegiatan Geobike
Toba ini sebagai upaya untuk memperkenalkan beberapa daerah/area di
Kawasan Danau Toba yang menarik dan
menantang untuk dikunjungi sebagai daerah parawisata sekaligus mesosialisaikan
konsep geopark dalam perspektif geowisata kepada public. Yang
diharapkan juga agar menjadi salah satu even Geobike Toba dalam menudukung
konsep.Geopark Kaldera Toba
dan membangkitkan kembali masa jaya emas parawisata Danau Toba
Komentar
Posting Komentar